Senin, 17 September 2012

Zahrotul Jannah

Suara tangisan tiba-tiba pecah pagi ini,..keras dan tak seperti biasanya
Terdengar suara keras Umi yang nampak marah atas tingkahmu...
Aneh...aku sendiri tiba-tiba terpancing untuk ikut 'memarahimu...', aku bergegas keluar dari kamar.
Dengan langkah cepat ku datangi asal suara 'tegas' dan tangis kerasmu....

Namun langkahku terhenti...kupikirkan lagi 'lebih dari sekali' ..kupikirkan lagi sikapku yang akan memarahimu...sayang.
Tak tega rasanya...dalam usiamu yang 'Belum Tapi Gede' meminjam istilah Ust.Yusuf Mansyur
..harus akan menerima secara beruntun 'Nada tinggi' kami orangtuamu..kutatap dirimu yang masihlah menangis keras sesenggukan..sedang memakai baju sekolah sendiri...
Hatiku luluh...kubantu dirimu memakaikan lengan bajumu, mengancingkan bajumu dan mengikat pita dibelakang baju hijaumu..sayang.Tapii...dengan masih sedikit 'bara api' dihati..akupun bergegas mandi..yach..karena jam sudah semakin siang.,'deadline', terlambat...tak memperdulikanmu yang masih sesenggukan berjalan kekamarmu.
Ku berjalan kekamar mendapatimu masih menangis...masih keras bahkan...kutatap wajahmu yang 'menggemaskan' namun sekarang seakan menghilang tertutup awan kelabu dan mendung kesedihan...akupun berjalan kearahmu ,memelukmu dan membelaimu...sungguh saat itu aku merasa kau begitu berharga sekali..bagaikan sebuah mutiara dalam genggamanku..tak ingin kulepaskan...
Kuusap kepalamu dan kuseka air matamu...dan kunasehati dirimu...untuk bisa lebih menghormati ibumu.,untuk bisa lebih menahan amarahmu....kunasehati dengan pelan hingga kaupun berhenti menangis..lalu akupun merajukmu agar mau berangkat sekolah pagi ini..
Pagi ini ...kaupun akhirnya berangkat...ibumu pun sudah tak lagi marah padamu...sayang
Sayang...jadilah kau anak yang Sholihah...agar menjadilah namamu harum  laksana  ' Zahrotul  Jannah' seperti nama indahmu Nasyaa Zahrotul Jannah ( Bunga Surga yang Wangi ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar