Kunci Menjadikan Umur Kita
Lebih Berkah
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga
terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Keberkahan itu ada pada rizki, harta, keluarga, anak, umur, dan
ilmu. Adapun berkah umur adalah dengan dihabiskan untuk mengerjakan
kebaikan-kebaikan dan amal shalih. Adapun ilmu yang berkah adalah yang
bermanfaat untuk orang lain, diajarkan, diamalkan, dan disampaikan kepada yang
lain.
Allah telah menetapkan jatah umur manusia. Ia memiliki limit yang
akan habis dengan ketetapan takdir-Nya. Sementara jatah umur umat Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam lebih pendek
dibandingkan manusia sebelumnya. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا
بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
"Umur umatku berkisat antara 60 sampai 70, amat sedikit
dari mereka yang lebih dari itu." (HR. Al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan
al-Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no.
757)
Namun dengan pendeknya umur mereka, Allah memberikan barakah pada
mereka dan amal-amal shalih mereka sehingga mengungguli umur umat-umat sebelum
mereka, "Itulah karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa yang
dikehendaki-Nya." (QS. Al-Hadid: 21)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
"Perumpamaan kalian dengan perumpamaan dua ahli kitab sebelum kalian
seperti seseorang yang memperkerjakan beberapa pekerja dengan bayaran tertentu.
Dia berkata, "Siapa yang mau bekerja untukku dari pagi sampai pertengahan
siang dengan upah satu dinar?" Maka Yahudi menyanggupinya. Dia berkata,
"Siapa yang mau bekerja untukku dari pertengahan siang sampai 'Ashar
dengan upah satu dinar?" Lalu Nashrani menyanggupinya. Dia berkta lagi, "Siapa
yang mau bekerja untukku dari Ashar sampai Maghrib dengan upah dua dinar?"
Kemudian kalian menyanggupinya.
Yahudi dan Nashrani berkata, "Kami bekerja lebih banyak tapi
gaji kami lebih sedikit?" Dia menjawab, "Apakah ada gaji kalian yang
aku kurangi? Mereka menjawab, "Tidak." Dia berkata, "itulah
karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki." Atau ia
berkata, "Itulah karuniaku yang aku berikan kepada siapa yang
Kukehendaki." (HR. al-Bukhari dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma)
. . . jatah
umur umat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam lebih
pendek dibandingkan manusia sebelumnya. . . Namun dengan pendeknya umur mereka,
Allah memberikan barakah pada mereka dan amal-amal shalih mereka sehingga
mengungguli umur umat-umat sebelum mereka . . .
Langkah Agar Umur Berkah
Ada beberapa langkah menjadikan umur berbarakah, di antaranya
secara jelas menyebutkan barakahnya umur, dan sebagiannya lagi berupa amal-amal
shalih yang dikerjakan seorang muslim lalu Allah melipatgandakan pahalanya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ
يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Siapa yang suka diluaskan rizkinya dan dipanjangkan
umurnya, hendaknya ia menyambung silaturahim." (HR.
ِl-Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits di atas dikabarkan, silaturahim menambah umur.
Sedangkan dalam hadits Aisyah Radhiyallahu 'Anha,
صلة الرحم زيادة العمر،
وحسن الخلق وإكرام الجار تطيلان الأعمار، وتعمران الديار
"Silaturahim menambah umur, sedangkan akhlak baik dan
memuliakan tamu, keduanya akan memanjangkan usia dan memeriahkan rumah."
Siapa yang memperhatikan Al-Kitab dan al-Sunnah pasti mendapatkan
amal-amal shalih yang disyariatkan untuk umat ini diberi pahala yang banyak
tanpa mereka harus bersusah payah dan ngos-ngosan. Perhatikan sabda Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam:
صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي
الْجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَفِي سُوقِهِ خَمْسًا
وَعِشْرِينَ ضِعْفًا وَذَلِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ
ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ
خَطْوَةً إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ
فَإِذَا صَلَّى لَمْ تَزَلْ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ فِي
مُصَلَّاهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ وَلَا يَزَالُ
أَحَدُكُمْ فِي صَلَاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلَاةَ
"Shalat seorang laki-laki dengan berjama’ah dibanding
shalatnya di rumah atau di pasarnya lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya
dengan dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudlu
dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia
tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama’ah, maka tidak ada satu
langkahpun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan
dihapuskan satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakan shalat, maka Malaikat
akan turun untuk mendo’akannya selama dia masih berada di tempat shalatnya, ‘Ya
Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia’. Dan seseorang dari kalian
senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti pelaksanaan shalat.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu)
Diriwayatkan dari Abu Musa Radhiyallahu 'Anhu, dia
berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ
أَجْرًا فِي الصَّلَاةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى فَأَبْعَدُهُمْ وَالَّذِي
يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ
الَّذِي يُصَلِّيهَا ثُمَّ يَنَامُ
"Manusia paling besar pahalanya dalam shalat adalah yang
paling jauh perjalannya, lalu yang selanjutnya. Dan seseorang yang menunggu
shalat hingga melakukannya bersama imam, lebih besar pahalanya daripada yang
melakukannya (sendirian) kemudian tidur.” (HR. Muslim)
Ubai bin Ka'ab menuturkan, dia pernah menyarankan kepada seorang
laki-laki dari kalangan Anshar yang rumahnya paling jauh dari masjid, agar bisa
dinaiki pada kegelapan malam dan teriknya siang. Lalu ia menjawab, "Aku
tidak suka kalau rumahku berada di samping masjid, karena aku ingin langkah
kakiku berangkat ke masjid dan pulang ke keluargaku dicatat (pahala)
untukku." Ditanyakan perihal tersebut kepada NabiShallallahu 'Alaihi
Wasallam, lalu beliau bersabda, “Sungguh Allah telah mencatat bagimu
seluruhnya.” (HR. Muslim, Al-Tirmidzi, dan Ahmad)
Mari kita perhatikan wudhu yang diperintahkan syariat, dengan
usaha yang tidak banyak menguras tenaga tapi mendapat pahala yang besar.
Seperti dalam hadits lain, "Apabila seorang muslim berwudhu, lalu membasuh
wajahnya maka akan keluar dari wajahnya bersama air itu -atau bersama tetesan
air yang terakhir- segala kesalahan yang dia lakukan dengan pandangan kedua
matanya. Apabila dia membasuh kedua tangannya maka akan keluar dari kedua
tangannya bersama air itu -atau bersama tetesan air yang terakhir- segala
kesalahan yang dia lakukan dengan kedua tangannya. Apabila dia membasuh kedua
kakinya maka akan keluar bersama air -atau bersama tetesan air yang terakhir-
segala kesalahan yang dia lakukan dengan kedua kakinya, sampai akhirnya dia
akan keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa.” (HR. Muslim)
Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda
lagi, "Apabila seorang muslim berwudhu, lalu memperbagus wudhunya,
kemudian ia membaca:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
"Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang hak) kecuali Allah
dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya." Kecuali dibukakan
kedelapan pintu surga untuknya yang Ia dipersilahkan masuk dari pintu yang
dikehendakinya." (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad) Itu semua berasal dari
karunia Allah Ta'ala, dan Dia pemilik karunia yang besar.
Kita perhatikan shalat Dhuha yang memiliki pahala besar dari
berita Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ
سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ
تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ
وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ
مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
"Pada pagi hari diwajibkan bagi seluruh persendian di
antara kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah,
setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan
setiap bacaan takbir adalah sedekah. Begitu juga amar ma’ruf (memerintahkan
kepada kebaikan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah.
Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2
raka’at.” (HR. Muslim dari hadits Abu Dzarr Radhiyallahu 'Anhu)
Kemudian perhatikan shalat di waktu malam dalam sabda Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam,
مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ
فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي
جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ
"Siapa yang shalat Isya' berjamaah maka seolah-olah ia
telah shalat separoh malam, sedangkan siapa yang shalat Shubuh berjamaah maka
seolah-olah ia telah shalat malam itu secara penuh." (HR. Muslim, Abu
Dawud, dan Ahmad dari hadits Utsman bin Affan Radhiyallahu 'Anhu)
"Sesungguhnya Allah Tabaraka Wa Ta'ala turun ke langit dunia
saat sepertiga malam terakhir dan menyeru: "Adakah orang yang berdoa, maka
diijabahi doanya? Adakah orang yang beristighfar, maka akan diampuni ia? Adakah
orang yang meminta, maka ia pasti akan diberi." (HR. Muslim)
Perhatikan keutamaan shalat Jum'at dan pahala besar yang
dijanjikan dalam sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
لَا يَغْتَسِلُ رَجُلٌ
يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ وَيَدَّهِنُ مِنْ
دُهْنِهِ أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ فَلَا يُفَرِّقُ بَيْنَ
اثْنَيْنِ ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ
الْإِمَامُ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى
"Tidaklah seorang hamba mandi pada hari Jum’at dan bersuci
dengan sebaik-baik bersuci, lalu ia meminyaki rambutnya atau berparfum dengan
minyak wangi, kemudian ia keluar (menunaikan sholat Jum’at) dan tidak
memisahkan antara dua orang (yang duduk), kemudian ia melakukan sholat apa yang
diwajibkan atasnya dan ia diam ketika Imam berkhutbah, melainkan segala dosanya
akan diampuni antara hari Jum’at ini dengan Jum’at lainnya.” (HR Bukhari)
Diriwayatkan dari Aus bin Aus Radhiyallahu 'Anhu,
berkata, "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallambersabda:
مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ
الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ ثُمَّ بَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ
وَدَنَا مِنْ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ
عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا
"Barangsiapa mandi pada hari Jum'at, berangkat lebih awal
(ke masjid), berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada imam dan
mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat lagha (sia-sia), maka dari setiap
langkah yang ditempuhnya dia akan mendapatkan pahala puasa dan qiyamulail
setahun." (HR. Abu Dawud, al-Nasai, dan Ahmad. Dishahihkan oleh
Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no. 6405)
Kita perhatikan apa yang terdapat dalam shiyam Ramadhan.Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda, "Setiap amalan anak Adam itu untuknya,
satu kebaikan diganjar sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala
berfirman: 'Kecuali puasa, sungguh puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang
akan membalasnya'." (HR.
Kemudian perhatikan puasa enam hari di bulan Syawwal.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ
ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
"Siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan
enam hari di bulan Syawal, dia seperti berpuasa setahun penuh." (HR.
Muslim dan lainnya)
Perhatikan pula puasa tiga hari setiap bulan. Puasa tersebut
menyamai puasa setahun. Dari Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash, Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda kepadanya:
وَإِنَّ بِحَسْبِكَ أَنْ
تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَإِنَّ لَكَ بِكُلِّ حَسَنَةٍ عَشْرَ
أَمْثَالِهَا فَإِنَّ ذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
"Dan sesungguhnya cukuplah bagimu berpuasa tiga hari dari
setiap bulan. Sesungguhnya amal kebajikan itu ganjarannya sepuluh kali lipat,
seolah ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Bukhari, Muslim, Abu
Dawud, dan an Nasai)
Kemudian perhatikan perintah haji dan umrah serta keutamaan di
dalamnya. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallambersabda,
مَنْ حَجَّ لِلَّهِ
فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
"Siapa berhaji ke Baitullah dan ia tidak berbuat rafats
dan fasik, maka bersihlah dosanya sebagaimana anak yang dilahirkan ibunya."
(Muttafaq 'Alaih)
"Satu umrah ke umrah lainnya menjadi penghapus dosa-dosa
antara keduanya. Sedangkan haji mabrur, tidak ada balasannya kecuali
surga." (Muttafaq 'Alaih)
Perhatikan keutamaan shadaqah yang dikeluarkan dengan penuh
keikhlasan. Allah Ta'ala berfirman,
مَثَلُ الَّذِينَ
يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ
سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ
يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 261)
. . . Umur
itu menjadi karunia berharga, jika pemiliknya mengisinya dengan amal-amal
shalih yang mendekatkan diri kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala. . .
Perhatikan keutamaan memuliakan anak yatim, "Saya dan anak
yatim seperti keduanya ini," perawi hadits ini menyandingkan jari telunjuk
dan jari tengah. Semua ini merupakan karunia dari Allah Subhanahu wa
Ta'ala.
Bahkan secara umum, semua kebaikan memiliki pahala besar dan bisa
menjadi sebab kebahagiaan. Perhatikan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam,
لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ
الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
"Janganlah salah seorang kalian meremehkan kebaikan
sekecil apapun itu, walau ia berjumpa dengan saudaranya dengan wajah yang
berseri (menyenangkan)." (HR. Muslim)
"Jika dua orang muslim berjumpa, lalu bersalaman, niscaya
rontok dosa-dosa keduanya." (DIkeluarkan oleh Ibnu Sunni)
Ini merupakan karunia Allah untuk umat ini. Amal-amal ringan tapi
memiliki pahala yang besar. Berkah dalam amal itu berasal dari Allah.
Perhatikan Lailatul Qadar! Allah telah menjadikan shalat di dalamnya lebih baik
daripada shalat seribu bulan pada malam-malam selainnya.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي
لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ
الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada
malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan
itu lebih baik dari seribu bulan." QS. Al-Qadar: 1-3)
Semua karunia agung dan amal-amal ringan ini merupakan keberkahan
bagi umat Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam umur dan
amal shalih mereka. Umur itu menjadi karunia berharga, jika pemiliknya
mengisinya dengan amal-amal shalih yang mendekatkan diri kepada Allah Tabaraka
wa Ta'ala. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar